Senin, 19 Januari 2009

Marhaen

Warung makan yang satu ini jelas extraordinary. Baru mendengar namanya pun orang sudah bisa membayangkan yang bukan-bukan. Bahkan konon, warung yang satu ini sempat bermasalah dengan rezim orde baru karena namanya yang dianggap 'vulgar' tersebut. Namun ternyata namanya yang terdengar 'merah' itu bukan sekedar ajang cari sensasi, karena sensasi sebenarnya baru bisa Anda dapatkan pada hidangan khasnya yang nyam-nyam punya.

Warung makan yang terletak di Jl.Iromejan no.7 ini (lihat denah) memang sekilas tampak seperti warung nasi prasmanan biasa dengan ciri khas menyediakan hidangan rumahan seperti tumis kangkung dan tempe goreng tepung. Selain itu, Marhaen yang buka tiap hari dari pagi sampai stok habis ini (biasanya jam 2 siang) ternyata menyimpan resep orisinil warisan keluarga yang sulit dicari tandingannya di rimba perkulineran, senjata rahasia yang siap merobohkan Anda. Karena warung prasmanan, Anda bebas mengambil sendiri dan menata hidangan di piring seefisien mungkin. Yang menjadi highlight dari menu yang beragam itu adalah ayam presto goreng tepung dan pupu bakar. Biasanya dua penganan istimewa ini diletakkan di rak yang atas bagian kanan.

Kalau Anda suka lauk gorengan, pilihlah ayam presto gurih dengan tulang-belulang lunak yang bisa dimakan tanpa sisa. Bagi saya yang suka memamah tulang untuk menyedot sumsumnya, ayam goreng ini seperti berkah yang tak terkira. Namun bila Anda suka manis, jangan ragu untuk mengambil pupu bakar yang super enak. Pupu bakar berarti paha bakar. Namun proses memasak paha ayam ini ternyata tidak sesederhana namanya. Untuk menjadi paha kecoklatan yang menggoda, paha ayam mentah harus melalui tiga proses. Pertama direbus dengan bumbu hingga nikmatnya meresap, dilanjutkan dengan dibakar hingga harum dan finishing touchnya, direbus lagi dengan kuah spesial kental manis yang diberi blondo (ampas kelapa). Tidak heran paha bakar yang kaya rasa ini menguarkan aroma keharuman kelapa yang menggoda.

Dengan tag line "Dalam Jangkauan Kantong Rakyat", warung Marhaen memang menyebarkan ideologi marhaenisme (kerakyatan). Meskipun bila dibandingkan dengan warung-warung mahasiswa yang murah meriah, warung ini agak sedikit lebih mahal. Sebagai ilustrasi, nasi pupu bakar dengan tempe dua ditebus dengan selembar limaribuan. Bagi Anda yang bilang bahwa ini sudah murah (anak-anak Jakarta ?), wah, Anda bisa iri hati melihat harga makanan di warung-warung untuk mahasiswa Jogja. (ang)

Tidak ada komentar:

 

makanan © 2008. Design By: SkinCorner