Jumat, 28 November 2008

Pak Noto Susanto

Bakmi Kepek dan Angin Sepoi-sepoi


Antara bakmi dan angin sepoi-sepoi memang tidak ada sangkut pautnya. Tapi, Noto Santosa bisa memadukannya hingga menjadi sebuah kenikmatan tersendiri pada malam hari.
Saya sebenarnya tidak begitu antusias ketika suatu malam seorang teman mengajak makan di warung mi jawa. Tidak adakah makanan yang lain di Yogya, sehingga melulu harus bakmi, nasi goreng, gudeg, atau soto? Saya coba usulkan beberapa menu lain, tapi teman itu ngotot
“Cobalah dulu, yang ini beda dengan mi lainnya.”
Pukul 19.00 malam, kami meluncur ke selatan menyusuri Jalan Parangtritis. Di dalam mobil, saya sudah membayangkan sepiring mi goreng panas yang lezat. Pasti dahsyat disantap di tengah suasana malam Jogja yang dingin
Sekitar 30 menit perjalanan, kami tiba di lokasi. Tidak ada papan nama, tapi orang selalu menyebutnya warung bakmi Kepek. Disebut begitu karena berlokasi di Dusun Kepek, Desa Timbulharjo, Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul, Yogyakarta.
Warung yang terlihat sangat alakadarnya itu ternyata terisi penuh pengunjung yang ingin menikmati masakan dari warung bakmi Kepek. Padahal, jam makan malam belum tiba. Konon, warung tersebut menjadi salah satu civic center alias tempat berkumpul warga. Mulai dari buruh pabrik, pegawai negeri, pengusaha kerajinan, dokter sampai mahasiswa di Bantul menjadi pelanggan tetap warung yang dikelola Pak Noto Susanto (60) itu
Di daftar menu yang tertempel di dinding ruang masak tertulis, antara lain, mi goreng biasa, istimewa, dan super. Harga yang ditawarkan ternyata sangat terjangkau, hanya sekitar Rp 7.000-10.000 per porsi, tergantung pilihan menunya.

Tidak ada komentar:

 

makanan © 2008. Design By: SkinCorner